Air Terjun Sipiso-piso

Minggu, 16 Agustus 2009


Air terjun Sipiso-piso terletak tak jauh dari Desa Tongging. Masih dalam kecamatan yang sama. Jika Tongging berada di dataran rendah Karo, maka sebaliknya Sipiso-piso berada tepat di atasnya. Dengan demikian, menjelajahi Tongging berarti juga menjelajahi Sipiso-piso. Keduanya tak dapat dipisahkan meski keduanya memilki nilai tersendiri.

Wilayah Sipiso-piso merupakan daerah dataran tinggi yang asri. Air terjun Sipiso-piso dan Gunung Sipiso-piso menjadi hal yang berpengaruh dalam topografinya. Curam. Angin dari gunung dan danau menyatu behembus sepanjang hari menyertai setiap orang yang tinggal di dalamnya.

Setidaknya itulah yang terekam ketika menjelajahi objek wisata yang berlokasi sekitar 35 kilometer dari Kota Brastagi Kabupaten Karo ini. Hanya saja ucapan orang, “lain dulu, lain sekarang”, mungkin benar adanya. Pasalnya, Sipiso-piso kini lebing sering lengang. Pengunjung yang datang tak seperti dulu lagi. Masalahnya adalah Sipiso-piso sepertinya sedang melewati masa paceklik wisatawan.

“Memang benar, sekarang sepi sekali, beda dengan waktu dulu” ujar Boru Sidauruk, salah seorang pedagang souvenir di sekitar lokasi wisata. Menurut Sidauruk, sejak munculnya Taman Wisata Iman (TWI) Dairi, jumlah kunjungan wisatawan menuju Sipiso-piso perlahan-lahan berkurang.

Fadil, yang datang bersama istri dan dua orang anaknya pun mengakui hal itu. Berdirinya TWI cukup mempengaruhi geliat Sipiso-piso. Kalau dulu Sipiso-piso merupakan alternatif kunjungan wisata di wilayah Karo. Tapi sejak adanya TWI yang menawarkan nuansa religius, perlahan-lahan orang mulai meninggakan Sipiso-piso dan beralih ke TWI yang jaraknya tak begitu jauh.

“Sekarang, Sipiso-piso barangkali akan dikunjungi wisatawan hanya untuk sekadar melepas penat sementara saja, karena orang sudah merasa bosan dengan suasana yang begitu-begitu saja,” ujarnya.

Hal ini tentu berimbas besar pada keberadaan para pedagang souvenir. Sidauruk mengakui omzet penjualannya semakin menurun. Ketika kami menemuinya, waktu itu hari sudah siang, hanya satu pengunjung yang membeli dagangannya. Lain pula dengan Boru Saragih, ia bahkan belum “buka dasar” alias belum seorang pun yang membeli dagangannya.

Siang itu hanya beberapa pengunjung yang datang ke sana. Sorenya tak jauh beda, serombongan wisatawan yang diangkut sebuah biro perjalanan wisata tiba. Wiasatwan itu berasal dari Malaysia dan sebagian adalah wisatawan lokal.

Goval salah satu di antaranya, yang datang bersama istrinya mengakui, Sipiso-piso tak kalah menakjubkan. “Ternyata Danau Toba bukan hanya dapat dinikmati dari Parapat atau Samosir saja,“katanya. Suasananya tenang dan pemandangannya menawan. Hanya saja, ia tak berkomentar ketika ditanyai soal sampah-sampah yang masih bertebaran di sekitar lokasi wisata.

Menurut Sidauruk sendiri sudah saatnya menata ulang kembali Sipiso-piso. Kebersihan sangatlah penting untuk dijaga. Ia mengakui masih ada di antara mereka (pelaku wisata) yang lalai dan anggap sepele soa kebersihan. Juga belum “sadar wisata”, belum mengerti bagaimana sebuah daerah yang potensial wisata tapi tak memanfaatkannya dengan baik. Bukan hanya itu, pelaku wisatwa juga seharusnya menjadi pelayan yang ramah bukan sebaliknya melayani hanya semata-mata demi keuntungan sesaat.

Lelah tapi puas…

Lelah tapi puas… Begitulah barangkali yang akan teralami jika menuruni terjalnya jalan setapak menuju jatuhnya tumpahan Air Terjun Sipiso-piso sepanjang 120 meter. Air tumpahan itu kemudian akan mengalir jauh sampai ke genangan air Danau Toba.

Letak Air Terjun Sipiso-piso berada kira-kira sejauh 1 kilometer ke bawah dengan menapaki satu-persatu anak tangga beton. Ketika neuruni satu-persatu anak tangga kan terlihat pemandangan panorama danau yang mementang sednag tepat di tepinya adalah Desa Tongging

Selain lelahnya menapaki jalan menuju Air Terjun Sipiso-piso, juga terdapat Bukit Sipiso-piso (sekitar 1 kilometer dari air terjun), yang merupakan lokasi strategis untuk olahraga terjun payung. Olahraga ini dapat dilakukan dengan memulai penerjunan dari puncak Bukit Sipiso-piso dan mendarat di Desa Tongging, di tepi danau. Bagaimana.., Anda sudah siap? Jelajahi dan nikmati keindahan dan tantangannya.